Demikian juga anak putri saling bahu-membahu membuat bumbu, menumbuk bawang, mengiris tomat dan lain sebaginya. Rasa kebersamaan ini akan sangat baik sekali bila terus dikembangkan di lingkungan sekolah. Dan ini membuktikan bahwa selain memberikan materi pelajaran sekolah juga di SMP NU 02 Dukuhturi membina moral dan sikap gotong royong, saling membantu. Sehingga dengan demikian seberat apapun beban yang ada dipundak kita akan terasa lebih ringan berkat adanya kerjasama diantara kita.
Menurut Alimsah, pembimbing praktek Pertiwi Tata Boga ini alasan kenapa memilih menu Soto Betawi ada beberapa alasan yang mendasari diantaranya :
- Menu yang disajikan memenuhi asupan gizi yang tentu saja ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kondisi stamina tubuh di kalangan siswa dalam upaya mempersiapkan secara fisik untuk menghadapi Ulangan Akhir Semester (UAS). Kalau kondisi fisik siswa sehat tentu akan sangat berpengaruh terhadap kecerdasan berfikir. Begitu pula sebaliknya bila badan sakit tentu akan menjadi kendala bagi siswa dalam mengerjakan soal-soal ulangan.
- Soto Betawi merupakan menu yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Sidapurna yang notabene berprofesi penjual masakan di Jakarta (Warteg). Dan Soto Betawi menjadi menu andalan bagi sebagian besar pengusaha Warung Tegal di Jakarta.
- Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat Soto Betawi adalah bahan-bahan yang sangat mudah ditemui di pasar-pasar tradisional maupun modern, sehingga para siswa tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Banyak kejadian-kejadian yang tergolong lucu dalam kegiatan tersebut, misalnya ada siswa yang mondar-mandir mencicipi masakan meskipun belum masak dan siap untuk disajikan. Ada seorang anak putra yang bertubuh tambun sedikit cebol yang kerjaannya mencuil-cuil ayam yang baru selesai digoreng. Dan tidak ketinggalan pula pak Alip yang tiap kali kemunculannya selalu tampil dengan tingkah yang selau mengocok perut. Dengan gayanya bak seorang KOKI profesional mengaduk-aduk kentang di penggorengan sambil sesekali memukul-mukul “spatula spongebob” dan “Teng-Teng” demikian suara nyaring penggorengan. Tentu saja ini menambah “gerrrr…” suasana.
Menjalang semua masakan telah matang, berduyun-duyun bapak-bapak guru datang menghampiri peserta praktek. Seperti lagaknya seorang Pengawas BOS pak Kuntho pun datang sesekali mewawancarai peserta masak. Awalnya anak-anak merasa takut kalau-kalau hasil masakannya salah ketika dinilai Kuntho “Sang Juri Masak” tapi setelah beberapa saat kemudian kebekuan itu berubah jadi gelak tawa karena bukannya mau menginspeksi peserta eh… malah ikut-ikutan nyicipin kuah santan, dan lebih lucunya lagi sepotong ayampun diembatnya.ha..ha…ha.
Dasar pak Kuntho….! begitu suara riuh yang terdengar di arena lomba masak ..eh Praktek masak.
Peserta memasak diharuskan menyiapkan menu Soto Betawi untuk dua porsi. Terdapat enam kelompok masing-masing kelompok menyajikan 2 porsi sehingga terkumpul 12 porsi. Hasil masakan tersebut setelah dinilai kemudian menjadi santapan guru-guru. Dari hasil masakan yang disajikan beraneka ragam dan rasa, ada yang rasanya hambar, ada pula yang keasinan karena kebanyakan garam, ya maklumlah anak-anak mungkin di rumah jarang masak. Tapi secara keseluruhan sudah bagus, anaak-anak sudah mampu menyajikan menu Soto Betawi dari mulai cara pembuatan sampai kepada cara penyajiannya. Selamat menikmati Soto Betawi buatan anak SMPI.